TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi rencana Kepala Polisi Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Moechgiyarto terkait pemberlakuan jam malam. Menurut Ridwan Kamil, jam malam memang berhasil menurunkan tingkat kriminalitas di Kota Bandung.
"Menurut evaluasi terakhir, jam malam memang bisa menurunkan kriminalitas. Sedangkan pariwisata tidak terganggu, kok," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Jumat, 19 Juni 2015. Jumlah wisatawan asing dan domestik yang datang ke Bandung, tutur dia, tak terpengaruh oleh pemberlakuan jam malam.
Namun Ridwan Kamil mengkhawatirkan "salah sasaran" yang dilakukan aparat. "Dulu kan imbauannya cuma tempat hiburan. Saya pernah dikritik karena orang sipil yang beraktivitas non-hiburan juga ikut ditindak," ujar Ridwan Kamil.
Sejak diberlakukan tahun lalu, polisi kedapatan tak hanya menindak tempat hiburan malam. Meski tak berada di tempat hiburan, warga Bandung dilarang untuk beraktivitas apa pun setelah pukul 24.00. Hal tersebut membuat warga Bandung geram.
Vokalis band indie, Pure Saturday, Satrio NB Bambang atau Iyo, Februari tahun lalu harus mendapat 20 jahitan di jidatnya. Jidatnya sobek setelah dipukul dengan sebuah botol oleh seorang polisi di sebuah kafe kawasan Dago, Bandung, Jawa Barat.
Saat itu di Bandung tengah diberlakukan jam malam sejak pukul 24.00. Iyo saat itu tengah kongko bersama beberapa kawannya di satu meja di kafe Camden Bar and Lounge, Jalan Trunojoyo, Dago, Kota Bandung. Sejumlah polisi patroli dari Kepolisian Kota Besar Bandung, dan Polsek Bandung Wetan mendatangi lokasi itu. Mereka bermaksud membubarkan pengunjung kafe dengan alasan jam malam mulai berlaku.
Iyo bersiap untuk pulang. Namun melihat hiruk-pikuk polisi di dalam kafe, Iyo yang sudah berdiri malah kaget sebab polisi membubarkan pengunjung kafe dengan cara yang kasar. Saat itu pula tiba-tiba Iyo dipukul, terjatuh, dan mendapati jidatnya berdarah.